FILM ANIMASI YANG TAK LAYAK DI TONTON
Jangan Sampai Anak Kecil Menonton 10 Film Animasi Ini!
Visualisasi film animasi selalu menarik dan menghadirkan sensasi menonton yang berbeda. Warna-warna cerah dan tak jarang adegan-adegan fantastis disertakan dalam film tersebut. Sebut saja binatang yang dapat berbicara atau gambaran akan negeri dongeng "menjadi nyata" dalam film animasi.Oleh karena karakteristik di atas, tak jarang film animasi mendapat stereotype sebagai film khusus tontonan anak. Padahal, dalam sejarah perfilman animasi mancanegara, tak sedikit film animasi yang mengangkat tema dewasa. Jika demikian film animasi tentulah tak cocok ditonton oleh penonton yang masih belia.
Sepuluh film animasi berikut bisa menjadi gambaran bahwa film animasi ternyata bisa mengemas sebuah kisah dengan tema dewasa. Jauhkan film ini dari penonton anak-anak!
1. Animal Farm (1954)
Sebagai film animasi layar lebar pertama buatan sineas Inggris, ANIMAL FARM versi animasi punya kekuatan dari sisi cerita. Hal tersebut dikarenakan sumber adaptasinya, novel berjudul sama yang ditulis George Orwell, dipandang sebagai sebagai salah satu karya sastra paling berpengaruh di zamannya.
Kisah ANIMAL FARM merupakan alegori politik yang diberi rating "X" saat peluncurannya. Filmnya tak boleh ditonton oleh penonton di bawah usia 18. Meski tokoh-tokoh di dalamnya adalah para binatang peternakan yang bisa bicara namun di dalamnya banyak terdapat adegan kekerasan dan juga bahasa dewasa.
2. Fantastic Planet (1973)
Gambaran detil tentang sebuah planet antah berantah dalam film FANTASTIC PLANETini ternyata adalah sebuah metafora untuk pendudukan Soviet atas Cekoslovakie. Kisahnya sendiri bercerita tentang sebuah ras raksasa biru cerdas yang menjadikan manusia sebagai binatang peliharaan hingga pada suatu saat manusia menyerang balik.
Animasi ini adalah karya debut sineas Prancis René Laloux, yang olehnya ia mendapat special jury prize pada Cannes Film Festival 1973.
3. Watership Down (1978)
Film animasi ini diangkat dari novel epik fantasi karya Richard Adams. Kisahnya tentang sekelompok kelinci this yang harus pergi meninggalkan tempat tinggal mereka dan berkelana mencari tempat tinggal yang baru. Meski kisahnya sendiri adalah metafora perlambangan perjuangan manusia, namun tema dan visualisasinya sangat kelam untuk ditonton anak-anak.
4. Akira (1988)
Industri perfilman animasi Jepang dikenal dengan serial animasi khusus
untuk dewasa. Dari sekian banyak film animasi yang telah diproduksi,
AKIRA menjadi salah satunya.Film animasi ini menjadi inspirasi bagi animator modern lainnya. Sutradaranya Katsuhiro Otomo, menggambarkan suasana dunia yang kacau serta menggarap detil dunia cyberpunknya dengan sangat detil.Kisahnya sendiri berkisah tentang perjuangan geng motor dan seorang pemuda berkekuatan psikis dalam bertahan hidup di tengah kekacauan. Sudah pasti di dalamnya berisi adegan kekerasan yang tak pantas ditonton oleh anak kecil.
5. Princess Mononoke (1997)
PRINCESS MONONOKE dinilai sebagai film Studio Ghibli (studio animasi
besar di Jepang) yang bertema paling dewasa di antara yang lainnya. Film
ini menekankan pentingnya hubungan manusia dengan alam sekitarnyanya.
Berkat tema berat tersebut, film ini menjadi film film terlaris kedua di
Jepang hingga saat ini.Sama seperti film karya Hayao Miyazaki yang lainnya, tema feminisme, cinta lingkungan begitu terasa dalam animasi satu ini. Tak lupa dalam beberapa adegan disertakan adegan pertarungan bersimbah darah.
Terinspirasi karya berjudul sama dari Fritz Lang di tahun 1927 dan manga yang terbit di tahun 1949, film ini menghadirkan visualisasi indah serta penokohan tak biasa dari sebuah film animasi. Soundtrack yang disertakan pun full musik jazz. Ceritanya mengenai kekacauan yang terjadi saat dunia ini dihuni oleh manusia dan robot secara berdampingan.
7. Waking Life (2001)
Film ini dibuat oleh animator Amerika bernama Richard Linklater. Proses film animasi satu ini tergolong unik karena terlebih dulu direkam secara live action yang kemudian diolah dalam proses khusus oleh tim animator komputer.
Mengapa film ini tak cocok untuk anak-anak? Jawabnya sederhana karena dialog yang ditampilkan dalam film sangat filosofis dan juga provokatif.
8. Triplet of Belleville (2003)
Animasi asal Prancis ini masuk nominasi Oscar sebagai film Animasi
Terbaik di masanya. Filmnya berceritanya tentang seorang nenek yang
berusaha menyelematkan cucunya yang sangat terobsesi dengan balap sepeda
dari incaran mafia. Dalam penyelamatannya tersebut ia dibantu oleh trio
jazz yang sudah uzur usianya.Tersaji tanpa dialog, film ini menggabungkan visualisasi retro dan musik yang menarik. Tapi tetap saja, kisahnya bukan untuk konsumsi anak kecil.
Film ini diangkat dari novel grafis karya Marjane Satrapi. Kisahnya tak lain adalah otobiografi dari sang penulis tentang masa kecilnya yang ia habiskan pada saat masa revolusi Iran.
Meski tema besarnya adalah sejarah politik Iran, namun film ini menyertakan banyak tema lainnya seperti pubertas, agama, seks, dan hubungan keluarga. Semua itu tersaji dalam animasi hitam dan putih yang sang sangat artistik.
10. Waltz With Baschir
Ini adalah film animasi pertama yang dirilis di Israel sejak tahun 1962. Film animasi ini tak lain adalah film dokumenter tentang pengalaman seorang pria yang hidup dalam masa perang Lebanon di tahun 1982. Penggarapannya membutuhkan waktu 4 tahun. Terlepas dari filmnya yang meperoleh awards, tema perang sudah pasti tak cocok untuk anak kecil.
TAMBAHAN DARI KASKUSER:
11. Happy Tree Friends
Dilihat dari judulnya ini memang kartun lucu yang dibuat seakan-akan khusus untuk anak-anak, tapi jangan salah tangkap, setelah melihat isi ceritanya ternyata kartun ini mengandung unsur kekerasan seperti pembunuhan yang sadis, bunuh diri, serta kecelakaan yang penuh darah serta kematian yang tragis.
Happy Tree Friends adalah serial kartun Mondo Mini Shows yang dibuat oleh Kenn Navarro, Aubey Ankrum, dan Rhode Montijo. Film kartun ini khusus direkomendasikan untuk kalangan dewasa, TIDAK di rekomendasikan untuk anak-anak!
Walaupun pernah menimbulkan pro dan kontra yang pernah ditolak di berbagai negara karena adegan kekerasannya. Tapi terbukti film ini sangat sukses dilihat dari banyaknya penonton yang melihat kartun tersebut dari situs resminya maupun lewat situs Youtube.
12. A Scanner Darkly
Dimasa depan, polisi bekerja secara undercover, sangat tersembunyi bahkan mereka tidak tahu identitas dari boss mereka sendiri. Dunia dimana pada setiap 10 orang, 2 diantara nya adalah spy bagi pemerintah. Hal ini dilakukan untuk mencegah perkembangan obat obatan terlarang, terutama Substance D, yang bahkan digunakan oleh lebih dari 20% warga kota. Diceritakan mengenai Bob Arctor, seorang polisi undercover yang akhirnya malah diharuskan untuk melakukan spionase atas dirinya sendiri, dan mulai kehilangan jatidirinya sendiri.
13. Family Guy
Kaskuser: Stewie Griffin dan Brian adalah karakter yang paling menarik perhatian gw karena dua tokoh ini yang paling notable dari series ini. Stewie Griffin (disuarakan oleh Seth MacFarlane dengan amat gemilang sehingga ia meraih Emmy atas prestasinya melakukan voice-over untuk karakter ini) adalah bayi yang berumur satu tahun dan berkepala mirip bola rugby. Gaya bicaranya sangat eksentrik dan flamboyan. Dia pakai aksen upper-class British yang bagi gw sangat keren. He is infant but he ain’t no ordinary infant. Obsesinya adalah membunuh Lois yang kerap melarangnya bermain dengan senjata-(mainan)-nya. Ia mahir menciptakan alat-alat sci-fi thingy (okay just accept it, it’s just a fregging sitcom) dan kosakata berbicaranya itu sangat rumit. Stewie “bersahabat” dengan Brian (disuarakan juga oleh Seth MacFarlane), anjing yang (somehow) bisa berbicara dan berjalan dengan dua kaki. Brian tampil bijak, dewasa, dan membaca buku-buku “berat”. Ia bahkan jauh lebih pintar daripada Peter. Bisa dibilang, jika Stewie agak villain, maka Brian lebih protagonis. Dua karakter ini yang membuat “Family Guy” tampil lebih keren. I mean, what can be cooler than an infant and a dog drink beers or steal cars?
Banyak menngandung jokes yang tidak sesuai untuk anak-anak. (menurut author juga gitu sih)